Sabtu, 15 Agustus 2009

Sikap Optimistis Kurangi Risiko Serangan Jantung

BEIJING, KOMPAS.com — Sikap optimistis dapat mengurangi risiko serangan jantung atau bahkan kematian, demikian hasil satu studi baru.

Studi yang dilakukan beberapa peneliti dari University of Pittsburgh mendapati, orang yang gembira dan memiliki harapan cenderung berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang menjalani hidup dengan pandangan yang lebih suram.

Studi itu telah melacak lebih dari 97.000 perempuan Amerika yang telah memasuki masa menopause selama lebih dari delapan tahun, studi terbesar sampai saat ini mengenai dampak berpikir positif pada kesehatan.

Semua perempuan yang ikut dalam studi tersebut menyelesaikan berbagai survei saat memasuki studi guna menilai tingkat optimisme mereka dan tingkat sinisme serta permusuhan secara umum.

Setelah mengikuti perkembangan mereka selama delapan tahun, dibandingkan dengan orang pesimistis, orang yang optimistis memiliki risiko 9 persen lebih rendah terkena serangan jantung dan 14 persen lebih rendah terhadap kemungkinan kematian.

"Kebanyakan bukti menunjukkan bahwa tingkat kenegatifan yang lebih tinggi dan terus-menerus berbahaya bagi kesehatan," kata Dr Hilary A Tindle, ahli penyakit dalam di University of Pittsburgh Medical Center dan penulis utama laporan mengenai studi tersebut.

Meskipun tim penelitian itu mengatakan bahwa tidak jelas mengapa orang yang optimistis lebih sehat, hasil studi tersebut menunjukkan orang yang optimistis memiliki kemungkinan lebih kecil menjadi tertekan dan melampiaskannya pada rokok. Pada saat yang sama, orang yang optimistis tampak lebih muda dan memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi serta penghasilan lebih besar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar